Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

niat itu letak nya di hati, bukan di ucapkan seperti lafaz "usholli"

Gambar
Bismillah... ✍Niat Itu Letaknya Dalam Hati, Bukan diucapkan Seperti Lafaz "Ushalli"đź“ť ~ • Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai panutan kita tidak melafadzkan niat. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung mengucapkan “Allahu Akbar” dan tidak membaca sesuatu apapun sebelumnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membaca “Ushalli” dan tidak ada satu riwayat shahih pun bahkan yang lemah yang dinukil dan menerangkan kepada kita bahwa beliau melakukan hal tersebut. Tidak itu saja bahkan tidak juga dinukilkan dari para sahabat dan tabi’in bahwa ada diantara mereka yang berniat dengan membaca “Ushalli”. ~ • Kemudian bila dikembalikan kepada pengertian niat secara bahasa, maka niat adalah bermakna kehendak yang ada dihati. Jadi niat itu letaknya dalam hati dan tidak diucapkan. ~ • Inilah yang difatwakan oleh para ulama. al Qadhi Abu Rabi' Sulaiman bin Umar as-Syafi’i rahimahullah mengatakan : “Mengucapkan niat dengan keras dan membaca al Fatiha

MENGAKHIRKAN SUJUD SAMPAI IMAM MELETAKKAN DAHINYA

Gambar
[MENGAKHIRKAN SUJUD SAMPAI IMAM MELETAKKAN DAHINYA] Mutaba’atul imam yang sempurna adalah dengan mengikuti atau mengiringi gerakan imam, segera setelah imam selesai melakukan gerakannya. Misalnya ketika kita akan ruku’, maka hendaknya kita menunggu hingga imam sudah dalam keadaan ruku’ dengan sempurna, setelah itu makmum bersegera melakukan ruku’. Begitu pula gerakan-gerakan shalat lainnya, seperti sujud, duduk diantara dua sujud, bangkit dari duduk dan lain sebagainya. Hal ini telah ditegaskan dalam banyak hadits, diantaranya : Jika imam telah bertakbir, maka bertakbirlah kalian, dan janganlah kalian bertakbir hingga ia bertakbir ! Jika imam telah ruku’, maka ruku’lah kalian, dan janganlah kalian ruku’ sehingga imam melakukan ruku’ ! … Dan jika ia telah sujud maka sujudlah kalian, dan janganlah kalian sujud sehingga ia bersujud !” [HR. Abu Dawud, hadits no: 603, dan dishahihkan oleh Syaikh Albani rahimahullah] Barâ’ bin ‘Ă‚zib mengatakan, “Jika RasĂ»lullâh Shallallahu ‘alaih

apakah non muslim yg baik akan masuk surga?

Gambar
. Apakah kebaikan orang kafir sia-sia saja? Kebaikan orang kafir tidak pernah sia-sia, kebaikan orang kafir mendapatkan balasan di dunia tapi tidak mendapatkan balasan di akhirat. Orang kafir tidak mendapatkan balasan di akhirat, karena orang kafir tersebut tidak mengharapkan amalannya agar dibalas di akhirat nanti atau ia mengharapkan balasan tapi tidak memenuhi syarat untuk dibalas di akhirat, yaitu syarat sebagai seorang yang beragama Islam. Allah Ta’ala berfirman: Dan kami perlihatkan segala amal kebaikan yang dilakukan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (Al Furqan:23) Imam Ibnu Katsir menjelaskan arti ayat tersebut dengan berkata:”Ketika Allah Ta’ala menghisab amalan para hambaNya yang baik dan yang buruk pada hari kiamat. Pada waktu itu amalan orang-orang musyrikin yang disangka membawa kebaikan bagi mereka, ternyata tidak memiliki nilai apapun. Hal itu disebabkan tidak terpenuhinya syarat diterimanya amalan, yaitu ikhlas hanya kepada Allah